Presiden Amerika, Donald Trump
“Saya ingin Amerika Serikat memiliki kepemilikan 50% dalam usaha patungan ini,”
MEDIASATYA.COM – Tengok fakta di balik kemesraan CEO TikTok dan Presiden Amerika, Donald Trump.
CEO TikTok, Shou Zi Chew ternyata bukan orang sembarangan, sehingga dapat menghadiri pelantikan Presiden Amerika, Donald Trump.
Ya, kehadiran Shou Zi Chew, CEO TikTok, dalam pelantikan Presiden Donald Trump pada 20 Januari 2025 menimbulkan berbagai spekulasi tentang masa depan aplikasi berbagi video tersebut.
Acara ini digelar di Washington D.C., dan dihadiri oleh sejumlah tokoh teknologi papan atas lainnya, termasuk Elon Musk, Mark Zuckerberg, dan Jeff Bezos.
Shou hadir dalam misa gereja sebelum pelantikan, di tengah ancaman larangan TikTok yang telah diatur dalam undang-undang keamanan nasional yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden pada April 2024.
Berdasarkan undang-undang tersebut, ByteDance —perusahaan induk TikTok— diwajibkan menjual bisnisnya di AS sebelum 19 Januari 2025, atau aplikasi tersebut akan dilarang secara nasional.
Namun, Trump menjanjikan perpanjangan waktu untuk mencari solusi yang memungkinkan aplikasi tetap beroperasi di AS. Sehari setelah pelarangan, aplikasi Tiktok bisa digunakan kembali.
Karier Shou Zi Chew
Lahir pada 1 Januari 1983 di Singapura, Shou Zi Chew menempuh pendidikan di University College London dan meraih gelar sarjana di bidang ekonomi.
Ia kemudian melanjutkan studi di Harvard Business School untuk memperoleh gelar MBA.Karier profesionalnya dimulai sebagai bankir di Goldman Sachs, sebelum bergabung dengan DST Global, di mana ia berkontribusi dalam investasi awal pada ByteDance.
Pada tahun 2015, Shou menjadi CFO Xiaomi, perusahaan teknologi asal Tiongkok, dan kemudian bergabung dengan ByteDance sebagai CFO pada 2021. Tidak lama setelah itu, ia ditunjuk sebagai CEO TikTok, menggantikan Kevin Mayer.
Masa Depan TikTok
Kehadiran Shou di pelantikan Trump dianggap sebagai upaya diplomasi terakhir untuk menyelamatkan TikTok dari ancaman larangan total.
Dalam sebuah unggahan di media sosialnya, Trump menyebut kemungkinan membentuk usaha patungan antara pemerintah AS dan ByteDance untuk menjaga TikTok tetap beroperasi di Amerika Serikat.
“Saya ingin Amerika Serikat memiliki kepemilikan 50% dalam usaha patungan ini,” tulis Trump di platform Truth Social.
Sementara itu, TikTok sempat tidak dapat diakses di AS pada 19 Januari 2025, tetapi kembali aktif sehari setelahnya, menyusul janji Trump untuk menunda implementasi undang-undang tersebut.
Dalam notifikasi kepada penggunanya, TikTok menyampaikan terima kasih kepada Presiden Trump atas upayanya.
Relasi dengan Trump
Shou sebelumnya juga dilaporkan mengunjungi Trump di Mar-a-Lago pada Desember 2024.
Hubungan yang semakin erat ini menjadi kunci dalam perundingan antara TikTok dan pemerintah AS.
TikTok sendiri merupakan platform yang telah membantu Trump menjangkau pemilih muda selama kampanye pemilu 2024, meski perusahaan itu menghadapi kritik tajam atas kepemilikan oleh entitas Tiongkok. (Redaksi)