Zelenskyy Kurang Ajar, Donald Trump Naik Pitam! Presiden Ukraina Diusir dari Gedung Putih

banner 400x130

MEDIASATYA.CO.ID – Arogansi ditunjukkan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy di hadapan Donald Trump.

Kontan memicu reaksi Presiden Amerika, Donald Trump yang tampak gusar dengan sikap Zelenskyy, Jumat (28/2/2025) waktu setempat.

banner 400x130

Presiden AS Donald Trump marah kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy hingga mengusirnya dari Gedung Putih setelah perdebatan sengit keduanya terkait konflik Rusia.

Perdebatan keduanya berlangsung saat Trump menjamu Zelensky di kantornya, Ruang Oval, Gedung Putih, untuk membicarakan masalah perang Ukraina vs Rusia dan kesepakatan antara Kiev-Washington soal akses mineral tanah Jarang Ukraina.

Trump murka karena menganggap Zelenskyy ‘belum siap’ berdamai dengan Rusia.

Mengutip AFP, Sabtu (1/3/2025), suasana Ruang Oval berubah tegang ketika Trump dan Wakil Presiden JD Vance berteriak kepada Zelenskyy, menuduhnya tidak cukup ‘bersyukur’ atas bantuan AS selama tiga tahun perang.

“Tanpa bantuan AS, Ukraina pasti sudah jatuh ke tangan Rusia,” kata Trump seraya menganggap Zelenskyy tidak berada dalam posisi memiliki hak untuk bernegosiasi.

“Anda tidak memegang kendali saat ini,” ujar Trump kepada Zelensky.

“Anda harus mencapai kesepakatan, atau kami keluar. Kalau kami keluar, Anda harus bertarung sendirian, dan saya rasa itu tidak akan berjalan baik,” lanjut Trump.

Trump bahkan menyatakan Ukraina harus membuat ‘kompromi’ dalam perundingan damai dengan Rusia, yang kini menduduki sebagian wilayah negara itu.

Ia juga tidak menjamin jika perdamaian tercipta, Ukraina bisa mendapatkan wilayah teritorialnya yang sejak invasi diduduki Rusia.

Zelenskyy dengan tegas menolak gagasan tersebut.

“Tidak ada kompromi dengan pembunuh di tanah kami,” katanya.

Ketika Zelenskyy menunjukkan bahwa upaya damai sebelumnya selalu gagal menghentikan agresi Rusia, Vance langsung menyela dengan marah dan menyebutnya ‘tidak sopan’.

Situasi pun semakin panas hingga Trump dan Vance secara terbuka mencaci Zelensky di hadapan media dunia.

Tak lama setelah itu, Zelenskyy meninggalkan Gedung Putih.

Trump kemudian menulis di media sosial, “Dia [Zelenskyy] bisa kembali jika sudah siap untuk damai.”

Momen cekcok antara Trump dan Zelenskyy pun membuat kesepakatan soal permintaan AS atas akses ke mineral tanah jarang Ukraina batal ditandatangani.

Gelaran pernyataan pers bersama, yang biasanya dilakukan Trump dengan pemimpin negara yang sedang berkunjung, batal digelar.

Media AS melaporkan bahwa Zelenskyy diperintahkan pergi oleh pejabat tinggi pemerintahan Trump.

Trump kemudian menuduh sekutu lamanya itu ‘terlalu percaya diri’ dan mengeklaim bahwa Zelenskyy ingin perang segera berakhir tetapi menolak gencatan senjata.

Dalam wawancara dengan Fox News setelah kejadian itu, Zelenskyy menolak meminta maaf.

“Saya menghormati Trump dan rakyat Amerika,” katanya kepada Brett Baier dari Fox. “Tapi saya tidak yakin kami melakukan sesuatu yang salah.”

Ketegangan ini terjadi setelah Trump dan Zelenskyy saling beradu argumen di media dalam beberapa waktu terakhir.

Belakangan, Trump semakin menunjukkan sikap condong berpihak terhadap Rusia.

Bahkan dalam resolusi Majalis Umum PBB, AS secara mengejutkan menolak resolusi mengutuk invasi Rusia ke Ukraina. Ini menjadikan AS berdiri bersama Rusia dan Korea Utara yang sama-sama menentang resolusi itu.

Padahal, selama ini AS merupakan sekutu tradisional Ukraina dan kerap memberikan dukungan dan bantuan tanpa syarat terhadap Kiev. (Redaksi)

Posting Terkait

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *