Megawati Ketemu Paus Fransiskus Bawa Lukisan Bunda Maria Pakai Kebaya Merah, Apa Maknanya?

banner 400x130

Ahmad Basarah, Ketua DPP PDIP

“Ibu Megawati juga menyampaikan salam dari bangsa Indonesia khususnya umat Katolik di Indonesia yang begitu mengagumi Paus. Mereka sangat ingin bertemu secara langsung bertemu dengan Paus,”

banner 400x130

MEDIASATYA.COM – Pertemuan Megawati Soekarnoputri dan Paus Fransiskus jadi sorotan publik nasional.

Pemberian lukisan oleh Bos PDIP, Megawati ke Paus Fransiskus jadi perbincangan khalayak ramai.

Ya, Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri, menyerahkan sebuah lukisan Bunda Maria kepada Paus Fransiskus dalam pertemuan hangat di Casa Santa Marta, Vatikan, Jumat (7/2/2025).

Lukisan berukuran besar dengan tinggi 176 cm dan lebar 120 cm ini menggambarkan Bunda Maria mengenakan kerudung mantilla putih dan kebaya merah.

Lukisan ini juga jadi simbol yang menggabungkan nilai spiritual dan budaya Indonesia.

Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah yang turut mendampingi Megawati dalam pertemuan itu mengungkapkan bahwa meskipun kondisi Paus sedang kurang sehat, beliau tetap menyempatkan diri bertemu Megawati

“Meski dalam kondisi kurang sehat, Sri Paus tetap menyempatkan diri untuk bertemu dengan Ibu Megawati Soekarnoputri karena penghormatannya terhadap Presiden ke-5 Republik Indonesia yang juga putri Proklamator Bangsa Indonesia, Bung Karno,” kata Basarah melansir Detik.

Pada pertemuan itu, Megawati menyampaikan salam dari masyarakat Indonesia, terutama umat Katolik yang sangat mengagumi Paus Fransiskus.

“Ibu Megawati juga menyampaikan salam dari bangsa Indonesia khususnya umat Katolik di Indonesia yang begitu mengagumi Paus. Mereka sangat ingin bertemu secara langsung bertemu dengan Paus,” kata Basarah mengutip Megawati.

Dalam suasana akrab itu, Paus Fransiskus menerima lukisan Bunda Maria tersebut dengan penuh apresiasi.

Bahkan, dalam foto yang dibagikan Basarah, terlihat Megawati menggenggam tangan Paus, dan mereka berfoto bersama di samping lukisan tersebut.

Menariknya, pertemuan ini menjadi momen bersejarah karena, menurut pernyataan Romo Marcin yang dikutip Basarah, untuk pertama kalinya Paus Fransiskus menerima tamu luar negeri di kediaman pribadinya.

Selain lukisan dari Megawati, Ketua DPR RI Puan Maharani juga memberikan cinderamata berupa baju wayang yang terbuat dari batik tradisional Indonesia.

Paus pun mengungkapkan rasa terima kasihnya atas keramahan yang ditunjukkan rombongan Indonesia.

“Mengucapkan terima kasih kepada Ibu Megawati dan Mbak Puan Maharani,” kata Basarah, menyampaikan kembali ucapan Paus.

Bahkan, dalam momen itu, Paus juga memuji rakyat Indonesia sebagai “beautiful people”.

Makna Lukisan

Lukisan yang diberikan Megawati untuk Paus Fransiskus itu bukan sembarang lukisan. Sebab, memiliki sebuah makna.

Makna dari lukisan Bunda Maria mengenakan kebaya merah sebagai simbol yang menggabungkan nilai spiritual dan budaya Indonesia tersebut dengan senang hati.

Kebaya sendiri merupakan pakaian tradisional wanita Indonesia yang menjadi budaya dan peninggalan sejarah.

Kebaya sendiri mulai muncul pada abad ke-15 atau ke-16. Istilah kebaya itu diyakini dari kata abaya, kosa kata Arab yang berarti pakaian.

Ketika diadopsi ke dalam Bahasa Melayu, kebaya merujuk pada blus perempuan yang memiliki ciri khas dari kain yang lembut, tipis dan didesain dengan motif sulaman (bermotif daun atau bunga).

Kebaya pun dijahit dengan mengikuti lekuk liku tubuh pemakainya.

Penggubahan kebaya di Indonesia menjadi berbeda dari abaya, busana wanita Timur Tengah yang serba longgar dan tertutup.

Kebaya dirancang dengan bukaan di depan. Kedua sisi kebaya dikait dengan peniti atau kancing bulat.
Unsur keindahannya ditekankan pada kualitas kain, motif, desain leher, lipatan kerah, bentuk kancing atau penitinya.

Desain kebaya memang dirancang untuk memunculkan karakter perempuan Indonesia. Dan setiap 24 Juli, Indonesia merayakan Hari Kebaya Nasional.

Dilansir dari Portal Informasi Indonesia, kebaya mempunyai filosofi sebagai berikut:
1. Modelnya sederhana, dipakai dengan paduan bawahan jarik/kain panjang melambangkan sifat dan tampilan perempuan yang lemah gemulai.

2. Lilitan kain yang ketat, membuat perempuan bergerak dengan lembut dan kehalusan. Artinya, perempuan haruslah lembut dalam tutur kata, halus dalam bertindak.

Lilitan kain yang ketat, membuat perempuan bergerak dengan lembut dan kehalusan. Artinya, perempuan haruslah lembut dalam tutur kata, halus dalam bertindak.

Potongan kebaya mengikuti bentuk tubuh/melekat. Perempuan harus bisa selalu menyesuaikan diri dengan keadaan dan mandiri.

Stagen/ikat pinggang kebaya. Menyimbolkan usus yang panjang, dalam filosofi Jawa, bermakna punya kesabaran yang tinggi. (Redaksi)

Posting Terkait

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *