MEDIASATYA.CO.ID, SAMARINDA — Suasana di Markas Polsek Samarinda Kota mendadak panik pada Minggu, 19 Oktober 2025 siang.
Sekitar pukul 14.00 WITA, petugas mendapati satu ruang tahanan kosong, 30 tahanan yang seharusnya berada di dalam sel itu, namun 15 di antaranya hilang tanpa jejak.
Penelusuran awal menunjukkan pelarian itu bukan aksi spontan. Para tahanan ternyata menjebol dinding sel melalui bagian belakang kloset, hingga menciptakan lubang berdiameter sekitar 35–40 sentimeter.
“Dari hasil pengecekan, diketahui para tahanan menjebol bagian belakang kloset dan membuat lubang di dinding berdiameter sekitar 35 hingga 40 sentimeter,” ungkap Kapolresta Samarinda Kombes Pol Hendri Umar dalam keterangan resminya.
Menurut Hendri, pelarian itu telah direncanakan setidaknya dua hari sebelumnya.
Mereka memanfaatkan barang seadanya di dalam sel—pipa jemuran dan paku yang dimodifikasi menjadi alat penggali tembok.
“Pipa jemuran mereka rusak dan dijadikan alat untuk melubangi dinding. Paku jemuran juga dimodifikasi untuk mengetok tembok sedikit demi sedikit,” jelasnya.
Setelah berhasil keluar satu per satu, para tahanan langsung menyebar ke berbagai arah.
Namun, tim gabungan dari Polresta Samarinda bergerak cepat.
Dalam lima jam, enam orang berhasil ditangkap di sejumlah titik.
“Enam orang berhasil kami amankan, di antaranya pelaku curat, curanmor, penggelapan, dan satu kasus asusila. Salah satunya perencana utama,” kata Hendri.
Seluruh tahanan yang tertangkap langsung dipindahkan ke Mapolresta Samarinda karena ruang tahanan Polsek mengalami kerusakan parah akibat pembobolan.
Operasi Gabungan dan Perburuan Lintas Wilayah
Polisi kini meningkatkan pengamanan di berbagai jalur keluar kota. Personel ditempatkan di terminal, pelabuhan, hingga Bandara APT Pranoto. Koordinasi lintas wilayah juga dilakukan dengan Polres Kukar, Bontang, dan Balikpapan.
“Satu tahanan sempat kami cegat dalam perjalanan menuju Bontang setelah mendapat informasi dari agen travel,” ujar Hendri.
Sebagian besar tahanan yang kabur merupakan pelaku kejahatan berat—terdiri dari tujuh kasus pencurian dengan pemberatan, tiga curanmor, dua penggelapan, serta tiga kasus kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur.
10 Orang Sudah Ditangkap
Hingga Senin siang (20/10), sepuluh dari lima belas tahanan berhasil ditangkap. Operasi gabungan yang melibatkan Satreskrim, Satintelkam, Bhabinkamtibmas, dan bantuan masyarakat menjadi kunci keberhasilan ini.
Sementara lima tahanan lainnya masih buron dan kini menjadi target pengejaran intensif. Polisi mengimbau mereka segera menyerahkan diri dan meminta masyarakat melapor jika menemukan tanda-tanda mencurigakan.
Kombes Pol Hendri Umar menegaskan, Propam Polri tengah menyelidiki kemungkinan kelalaian petugas jaga, serta berjanji melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem keamanan ruang tahanan di seluruh wilayah hukum Polresta Samarinda.
“Para tahanan yang kabur akan dikenai pemberatan hukuman. Kami pastikan evaluasi dilakukan total agar peristiwa seperti ini tidak terulang,” tegasnya. (Redaksi)
















