Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Timur, Dr. Hj. Syarifatul Sya’diyah, S.Pd., M.Si
“Perda ini menjadi arah strategis agar Kaltim bisa tumbuh sebagai destinasi ekowisata berkelas dunia. Kepariwisataan harus berdaya saing, menyejahterakan masyarakat, dan tetap berkelanjutan”
MEDIASATYA.CO.ID, BERAU – Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Timur, Syarifatul Sya’diyah menggelar Sosialisasi Peraturan Daerah (Perda) Nomor 5 Tahun 2022 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan (RIPARPROV) 2022–2037.
Acara yang masuk dalam agenda sosialisasi ke-9 tahun ini berlangsung di Kelurahan Karang Ambun, Kecamatan Tanjung Redeb, Kabupaten Berau pada pukul 16.00 Wita Sabtu (13/9/2025)
Dr. Hj. Syarifatul Sya’diyah, S.Pd., M.Si, didampingi narasumber Zul Bahraen, S.Pd. dan Suhardi, S.E.. Sesi diskusi dipandu oleh moderator Moch. Maulana Alfajri.
Dalam pemaparannya, Syarifatul menekankan pentingnya Perda No. 5/2022 sebagai acuan pembangunan pariwisata Kaltim hingga 2037.
Ia menyebut kebijakan ini tidak hanya menyoroti pengembangan destinasi wisata, tetapi juga mencakup pemberdayaan masyarakat, peningkatan daya saing, hingga pelestarian adat, budaya, dan lingkungan.
“Perda ini menjadi arah strategis agar Kaltim bisa tumbuh sebagai destinasi ekowisata berkelas dunia. Kepariwisataan harus berdaya saing, menyejahterakan masyarakat, dan tetap berkelanjutan,” ujar Syarifatul.
Berdasarkan dokumen RIPARPROV, visi utama pembangunan pariwisata Kaltim adalah terwujudnya daerah sebagai destinasi ekowisata berkelas dunia.
Beberapa misinya mencakup pengembangan daya tarik wisata, memperkuat produk lokal, meningkatkan peran masyarakat, serta memperluas kerja sama baik di tingkat nasional maupun internasional.
Selain itu, Syarifatul juga mengingatkan pentingnya penerapan konsep Sapta Pesona—aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah, dan kenangan—untuk mendukung kesadaran wisata (sadar wisata).
“Melalui perda ini, kita ingin masyarakat tidak hanya menjadi penonton, tetapi ikut aktif merasakan manfaat ekonomi dari pariwisata,” tambahnya.
Sosialisasi ini diharapkan dapat memberikan pemahaman lebih luas, khususnya bagi warga dan pelaku wisata yang ada di Bumi Batiwakkal.
Diharapkan dengan kebijakan yang terarah, destinasi unggulan seperti Derawan, Biduk-Biduk, dan kawasan Sangkulirang–Mangkalihat diharapkan berkembang lebih terintegrasi dan berdaya saing. (Redaksi/Git)
















