MEDIASATYA.COM – Blak-blakan Presiden Prabowo Subianto membeberkan banyak fakta saat berpidato di depan muslimat NU, Senin (10/2/2025) kemarin.
Mulai dari kisah pertemuannya dengan Khofifah Indar Parawansa, raja kecil yang melawan kebijakan efisiensi anggaran hingga adanya upaya politik memisahkan Prabowo dan Jokowi.
Di hadapan ribuan muslimat NU, Prabowo mengaku baru kenal Khofifah Indar Parawansa saat Pilpres 2024.
Bahkan Prabowo Subianto mengakui ada peran besar Jokowi dalam pertemuannya dengan Khofifah Indar Parawansa saat suksesi Pilpres 2024 lalu.
Pernyataan tersebut dilontarkan Prabowo Subianto di hadapan ribuan emak-emak Muslimat Nahdlatul Ulama (NU), Senin (10/2/2025).
Prabowo Subianto mengaku pernah disuruh Jokowi yang saat itu Presiden ke-7 RI untuk bertemu dengan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa yang juga saat itu Gubernur Jawa Timur.
“Yang suruh saya menghadap Ibu Khofifah itu Pak Jokowi,” ucapnya.
Setelah bertemu dengan Khofifah, Prabowo Subianto pun mengakui kehebatan Kepala Daerah tersebut.
Di mana menurutnya, Khofifah menguasai banyak bidang sebagai pemimpin daerah mulai dari pertanian hingga harga cabai.
Prabowo Subianto pun bersyukur Khofifah Indar Parawansa mendukungnya saat Pilpres 2024.
Kemudian Prabowo Subianto pun menyinggung soal cawe-cawe.
Sambil bercanda, Prabowo Subianto mengaku tidak mau terlalu banyak berbicara soal hubungannya dengan Khofifah lantaran khawatir disebut cawe-cawe.
“Untung beliau dukung saya waktu itu, saudara-saudara banyak wartawan saya enggak boleh cawe-cawe, boleh enggak?” ucapnya.
Namun kata Prabowo Subianto dirinya tidak peduli dibilang cawe-cawe. Sebab dirinya hanya mau bicara apa adanya.
Sebelumnya tuduhan Jokowi cawe-cawe dilontarkan sejumlah pihak pendukung Paslon 01 Anies Baswedan-Cak Imin dan Paslon 03 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Meski begitu, dalam setiap kesempatan Jokowi yang saat itu masih menjadi Presiden RI menampik tuduhan cawe-cawe yang dialamatkan kepadanya.
Jokowi kemudian menegaskan lagi bahwa urusan capres ataupun cawapres Pemilu 2024 sepenuhnya merupakan urusan parpol atau gabungan parpol.
“Urusan capres, cawapres itu urusannya partai atau gabungan partai. Sudah bolak-balik saya sampaikan kan. Tapi, kalau mereka mengundang saya, saya mengundang mereka boleh-boleh saja,” kata Jokowi.
Prabowo Beber Sosok Raja Kecil
Presiden Prabowo Subianto menyebut ada pihak yang melawan kebijakan efisiensi anggaran yang diputuskannya.
Padahal, kata Prabowo, keputusan penghematan anggaran itu untuk kepentingan masyarakat luas. Di antaranya untuk memberi makan anak-anak serta memperbaiki sekolah.
“Ada yang melawan saya, ada, dalam birokrasi, dalam birokrasi. Merasa sudah kebal hukum, merasa sudah jadi raja kecil, ada, saya mau hemat uang. Uang itu untuk rakyat,” kata Prabowo di pidatonya dalam Kongres ke-18 Muslimat NU di Surabaya, Senin (10/2).
Ketua Umum Partai Gerindra itu juga menyindir pihak yang selama ini kerap menggunakan anggaran untuk jalan-jalan ke luar negeri dengan kedok dinas.
Ia ingin kementerian/lembaga berhemat untuk hal-hal yang tidak perlu. Jika perlu, dalam satu periode kepemimpinannya tak usah ada yang ke luar negeri kecuali tugas negara.
“Saya ingin pengeluaran-pengeluaran yang tidak perlu pengeluaran, yang mubazir yang alasan untuk nyolong, saya ingin dihentikan, dibersihkan,” tegas Prabowo.
“Tugas belajar boleh, tugas atas nama negara boleh, jangan tugas yang dicari-cari untuk jalan-jalan, kalau mau jalan-jalan pakai uang sendiri,” ucapnya.
Keputusan pemerintah dalam melakukan efisiensi anggaran itu tertuang dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan APBN dan APBD 2025.
Dalam aturan itu, Presiden Prabowo menargetkan total penghematan anggaran negara sebesar Rp306,69 triliun. Rinciannya, Rp256,1 triliun dari belanja kementerian/lembaga (K/L) dan Rp50,59 triliun dari dana transfer ke daerah.
Upaya Pemisahan Prabowo dan Jokowi
Prabowo membahas hubungannya dengan Jokowi saat ini.
Ia mengungkap masih ada pihak yang berupaya memisahkan dirinya dari Jokowi.
“Ada yang sekarang mau memisahkan saya dengan Pak Jokowi. Lucu juga, untuk bahan ketawa boleh, jangan, kita jangan ikut pecah belah-pecah belah itu kegiatan mereka-mereka yang tidak suka sama Indonesia,” ujarnya.
Selain itu, Prabowo mengaku banyak belajar dari Jokowi soal politik.
Ia menilai bahwa pihak yang sudah tidak berkuasa tidak perlu dihina atau direndahkan.
“Jadi memang kalau politik ya saya belajar dari Pak Jokowi. Nggak usah malu-malu lah, kadang orang sudah nggak berkuasa mau dikuyu-kuyu, mau dijelek-jelekin, jangan. Kita hormati semua, hormati semua,” ujar Prabowo. (Redaksi)