Anggota DPRD Berau Kritisi Penanganan Banjir, Ratna: Akar Masalah tak Ditelusuri

Ratna Kalalembang menambahkan bahwa sedimentasi lumpur yang dibiarkan menumpuk berpotensi menjadi penyebab banjir

banner 400x130

Anggota DPRD Berau, Ratna Kalalembang

Penanganannya kurang maksimal. Kenapa kurang maksimal? Karena akar masalah tidak ditelusuri. Kalau bicara U Gutter, di sana-sini sudah banyak yang terpasang

banner 400x130

MEDIASATYA.CO.ID, BERAU – Permasalahan banjir yang kerap melanda wilayah Tanjung Redeb saat musim penghujan masih belum tertangani dengan maksimal.

Hal ini diungkapkan oleh Anggota DPRD Berau, Ratna Kalalembang, yang mengkritisi penanganan banjir di kawasan tersebut.

“Penanganannya kurang maksimal. Kenapa kurang maksimal? Karena akar masalah tidak ditelusuri. Kalau bicara U Gutter, di sana-sini sudah banyak yang terpasang,” ujar Ratna.

Menurut Ratna, meski banyak U Gutter yang telah terpasang di wilayah kota, namun banjir yang terjadi di Tanjung Redeb justru semakin parah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

“Untuk tahun ini di Tanjung Redeb khususnya, masalah banjir lebih besar dibanding tahun-tahun sebelumnya,” tegasnya.

Ia mengkritisi bahwa petugas yang menangani masalah banjir seharusnya berasal dari tenaga teknis yang memahami permasalahan.

“Harusnya orang-orang teknis turun, jangan orang yang bukan teknis turun. Itu kan tidak nyambung,” katanya.

Sebagai solusi, Ratna menyarankan penggunaan dan penambahan alat penyedot lumpur.

Usulan ini telah ia sampaikan dalam forum Musrenbang (Musyawarah Perencanaan Pembangunan) tahun lalu dan diulangi kembali pada Musrenbang tahun ini.

“Di musrenbang beberapa waktu lalu saya sudah suarakan agar ditambah alat atau mesin penyedot lumpur. Sebelumnya saya juga usulkan pengadaan alat ini di musrenbang tahun lalu,” jelasnya.

Ratna menambahkan bahwa sedimentasi lumpur yang dibiarkan menumpuk berpotensi menjadi penyebab banjir.

“Karena memang sedimentasi lumpur kalau dibiarkan akan menumpuk bisa berpotensi jadi penyebab banjir,” ungkapnya.

Legislator fraksi Golkar tersebut juga menyoroti kurangnya sinergi antar instansi terkait dalam penanganan banjir.

“Selama ini kan saling berharap antara dinas kebersihan dan dinas PUPR, jadi kurang sinergi,” tuturnya.

“Jadi masalah sampah ditangani oleh dinas kebersihan, dan masalah dasar (sedimentasi lumpur, RED) bisa diselesaikan oleh dinas PU dengan menyedotnya,” tambah Ratna.

Ratna kembali menegaskan bahwa Komisi III DPRD Berau akan terus memantau perkembangan lebih lanjut terkait masalah banjir di Tanjung Redeb.

“Kami dari komisi III akan terus memantau perkembangan lebih lanjutnya terkait masalah ini,” pungkasnya. (Redaksi)

Posting Terkait

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *