Serangan Buaya di Berau, BPBD: Butuh Ranger Khusus di Wilayah Konflik Buaya-Manusia

banner 400x130

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Berau, Nofian Hidayat

“Kami siap berkolaborasi dengan dukungan lapangan, tapi aksi langsung penanganan buaya bukan kewenangan kami”

banner 400x130

MEDIASATYA.CO.ID, BERAU – BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Berau kembali mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan menyusul maraknya korban keagresifan predator berdarah dingin itu.

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Berau, Nofian Hidayat, mengatakan bahwa pihaknya telah mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dan menjaga jarak aman dari habitat buaya.

“Lebih baik waspada dan menjaga jarak aman, karena serangan bisa terjadi kapan saja,” ujarnya, Selasa (21/10/2025)

Nofian mengaku pihaknya terbatas dalam menangani masalah ini karena kewenangan penanganan buaya telah dialihkan ke Dinas Perikanan dan Kelautan Kalimantan Timur.

“Secara regulasi, saat ini kewenangannya secara langsung oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Kalimantan Timur,” ungkap Nofian.

Ia juga menjelaskan bahwa sebelumnya, penanganan satwa liar seperti buaya berada di bawah Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).

“Kalau dulu BKSDA yang turun langsung. Sekarang sudah beralih ke Dinas Perikanan dan Kelautan. Jadi, kami di BPBD tidak bisa berbuat banyak,” ujarnya.

Selain itu, BPBD Berau juga menghadapi kendala lain, yaitu belum adanya tempat penangkaran buaya yang difasilitasi pemerintah provinsi.

Satu-satunya lokasi penangkaran terdekat berada di Kota Tarakan, Kalimantan Utara, yang membutuhkan biaya besar untuk evakuasi.

“Jika dilakukan evakuasi opsinya ke Tarakan. Tapi itu butuh biaya, sementara kami tidak punya pos anggaran untuk itu,” paparnya.

Nofian menyarankan Pemprov Kaltim untuk menempatkan ranger khusus di wilayah-wilayah rawan konflik manusia dan buaya, serta membangun pusat penangkaran yang dikelola pemerintah provinsi.

“Kami siap berkolaborasi dengan dukungan lapangan, tapi aksi langsung penanganan buaya bukan kewenangan kami,” tutupnya.

Terbaru, Wahyudin (32) menjadi korban dan dinyatakan meninggal dunia akibat keganasan buaya ketika melakukan aktivitas di sekitar RT 01 Kampung Teluk Sulaiman, Kecamatan Bidukbiduk.

Saksi mata, Fardiansyah, mengatakan Wahyudin diserang saat mereka berburu ikan dengan cara memanah pada Sabtu (18/10/2025) pukul 21.00 WITA. (Redaksi)

Posting Terkait

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *