MEDIASATYA.CO.ID – Usai perdebatan panas Donald Trump dan Zelenslyy baru-baru ini.
Hubungan Amerika dan Ukraina semakin kacau, tiga tahun AS gelontorkan miliaran dollar membantu Zelenskyy berperang dengan rusia, seperti tak dianggap Ukraina.
Presiden Zelenskyy justru menampar wajahnya sendiri saat berdebat dengan Presiden Amerika, Donald Trump yang disiarkan langsung oleh media televisi.
Dari informasi yang dihimpun media ini, begitu Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy keluar dari iring-iringan mobilnya di West Wing, Presiden Donald Trump segera menggali pakaiannya.
Dilengkapi dengan kaus hitam yang menampilkan trisula Ukraina bersulam, celana panjang hitam dan sepatu bot, Zelenskyy secara substansial berpakaian dalam perbandingan dengan Trump, yang mengenakan setelan dan dasi.
“Kalian semua berpakaian hari ini,” kata Trump dengan sarkastik. Semuanya dengan cepat turun dari sana.
Setelah perdebatan panas di Oval Office, Zelenskyy kemudian akan pergi tanpa menandatangani kesepakatan “kemitraan ekonomi” yang telah ia tempuh 5.000 mil untuk disegel.
Zelenskyy, yang negaranya diserang oleh Rusia tiga tahun lalu, telah menjadi seorang penjahit kasual yang dikenal.
Dia sering menyukai crewneck hijau zaitun dengan celana kargo dan sepatu bot tempur, sebuah sinyal kepada dunia bahwa negaranya masih berperang.
Pada bulan Desember, ia mengenakan pakaian serupa untuk upacara pembukaan kembali katedral Notre Dame di Paris serta untuk pertemuannya dengan Presiden terpilih Trump dan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Istana Élysée.
Selama zelenskyy bersama Trump di Oval Office, Brian Glenn, koresponden Gedung Putih untuk jaringan pro-Trump Real America’s Voice, bertanya kepada Zelenskyy mengapa ia tidak mengenakan setelan saat mengunjungi kantor “tingkat tertinggi” di negara tersebut.
“Kenapa kamu tidak memakai setelan jas?” katanya.
“Banyak orang Amerika memiliki masalah dengan Anda tidak menghormati kantor.”
Zelenskyy mengatakan dia akan “memakai kostum setelah perang selesai.”
Kemudian ia mengatakan kepada wartawan: “Mungkin aku akan memakai sesuatu seperti milikmu atau sesuatu yang lebih baik,” menimbulkan tawa.
“Mungkin sesuatu yang lebih murah.”
Tamatnya Karir Zelenskyy di Tangan Trump
Presiden Amerika Serikat Donald Trump meningkatkan ancamannya terhadap Presiden Volodymyr Zelenskydengan menyiratkan bahwa pemimpin Ukraina itu “tidak akan bertahan lama” tanpa kesepakatan gencatan senjata dengan Rusia.
Ancaman itu menjadi yang terbaru dari Trump setelah drama pengusiran yang ia lakukan terhadap Zelensky saat mengunjungi Gedung Putih pada Jumat lalu. Pengusiran terjadi usai Trump dan Zelensky terlibat cekcok saat melakukan pertemuan di hadapan media.
Pada Senin (3/3), Trump kembali mengkritik keras Zelensky karena mengatakan perang bisa berlangsung lama.
Ia menegaskan Presiden Ukraina itu seharusnya “lebih menghargai” miliaran dolar bantuan militer yang diberikan AS untuk membantu Kyiv melawan Rusia selama tiga tahun terakhir.
Trump mengatakan seharusnya Zelensky mau bersikap kooperatif dengan usulan AS terkait kesepakatan gencatan senjata dengan Rusia yang menurutnya “tidak terlalu sulit untuk dicapai.”
“Itu (kesepakatan gencatan senjata) bisa dibuat dengan sangat cepat. Sekarang, mungkin ada seseorang yang tidak ingin membuat kesepakatan, dan jika ada yang tidak ingin membuat kesepakatan, saya pikir orang itu (Zelensky) tidak akan bertahan lama,” kata Trump seperti dikutip AFP.
“Orang itu tidak akan didengar terlalu lama, karena saya percaya Rusia ingin mencapai kesepakatan. Saya juga yakin rakyat Ukraina tentu ingin mencapai kesepakatan,” paparnya menambahkan.
Sebelumnya pada akhir pekan lalu, Zelensky bertemu dengan para pemimpin Eropa di Inggris setelah kunjungannya ke AS berakhir buruk pada Jumat pekan lalu.
Dalam pertemuan itu, Zelensky mengatakan akhir dari invasi Rusia di Ukraina masih jauh.
Trump mengecam Zelensky atas pernyataannya itu.
“Pernyataan ini adalah yang terburuk yang bisa diucapkan oleh Zelensky, dan Amerika tidak akan memberikan toleransi lebih lama lagi,” kata Trump di platform Truth Social miliknya.
“Orang ini tidak menginginkan perdamaian selama masih mendapat dukungan dari Amerika,” ujarnya lagi.
Trump juga menuduh para pemimpin Eropa lemah, dengan mengatakan bahwa mereka “dengan terang-terangan menyatakan bahwa mereka tidak bisa menjalankan tugas tanpa AS.”
“Mungkin bukan pernyataan yang baik dalam menunjukkan kekuatan melawan Rusia. Apa yang mereka pikirkan?” kata Trump di Truth Social.
Serangan Trump ini terjadi setelah pertemuannya dengan Zelensky di Gedung Putih pada Jumat lalu berubah menjadi pertengkaran sengit di depan kamera.
Trump dan Wakil Presiden AS JD Vance meninggikan suara dan menuduh Zelensky tidak sopan serta tidak tahu berterima kasih atas bantuan militer AS, sementara Zelensky terus menuntut jaminan keamanan dari Amerika sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata.
Zelensky kemudian diminta meninggalkan Gedung Putih, dengan kesepakatan penting yang memberi Washington akses istimewa ke sumber daya mineral Ukraina dibiarkan tanpa tanda tangan. (Redaksi)